Senin, 18 Januari 2016

Cita-cita Setinggi Langit

Apa cita-citamu Bunda?

Kalau sekarang mengingat dulu semasa kecil, ketika ditanya apa cita-citamu... entah Saya lupa Saya menjawab apa.
Yang Saya ingat, sejak Saya suka menulis di bangku SMP Saya ingin jadi Penulis. Lalu begitu Saya aktif di ekskul Jurnalistik ketika SMA, Saya ingin jadi jurnalis.

Namun, kini masa berganti. Episode kehidupan terus berjalan. Semasa mahasiswa Saya sempat ingin jadi Petugas Lapas wanita, karena empati terhadap mereka pada terpidana cukup besar.
Berikutnya, setelah S2, cita-cita saya kemudian menjadi dosen.

Ya kini mungkin memang sudah tercapai menjadi dosen. Meskipun dosen swasta yang mengajar kelas paruh waktu setiap weekend. Tapi cita-cita akan terus berubah dan meningkat sesuai episode kehidupan.

Kini Saya adalah seorang Ibu dari 2 anak. Perasaan, waktu dan energi Saya terfokus di sana, meski belum baik-baik juga.

Lalu apa cita-citamu Ibu?

Semoga ketika menulis ini, Allah meng ijabah, yang membaca pum mendoakan, Saya ingin mempunyai anak seorang hafidz atau hafidzoh. Saya yang lemah dalam hafalan, yang malas, yang tidak disiplin, tidak teratur ini ingin punya anak yang kelak semoga dapat menaikan derajat Saya di mata Allah.

Dulu sebelum menikah rasanya tidak mungkin. Betapa mustahilnya Saya atau keluarga Saya mempunyai anak keturunan yang hafidz atau hafidzoh penghapal Al Qur'an. Tapi setelah menikah, serasa harapan itu masih ada. Keluarga besar dari pihak Mama mertua adalah keluarga penghapal Al Qur'an. Kakak ipar dan bulik di Tulungagung dan kediri hafal 30juz. Sedangkan putri-putrinya sedang proses mengkhatamkan hafalan. Masya Allah. Semoga dari rahimku juga lahir para penjaga Al Qur'an, dihafal, dipelajari, diamalkan serta diajarkan. Aamin ya Robb..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar